“Benarkah Quran Mendiskriminasikan Perempuan karena Hanya Ada
Bidadari di Surga?” ketegori Muslim. Assalamu ‘alaikum,Begini
ustadz, saya ditanya oleh teman saya mengenai terjemahan surat
al-Baqarah ayat 25 yang diakhir ayat berbunyi bahwa di dalam surga
tersedia isteri bagi mereka. Menurutnya ayat ini mendiskriminasikan
perempuan karena menurut ayat itu yang masuk surga hanya laki-laki. Saya
tidak berani memberi penjelasan karena keterbatasan ilmu saya. oleh
karena itu saya mohon penjelasan dari ustadz. Sebelumnya saya ucapkan
terima kasih atas jawaban ustadz.
Mora Harahap
Jawaban
Assalam ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau teman Anda itu seorang muslim, seharusnya dia beristighfar.
Sebab tanpa disadarinya, dia telah melakukan ‘gugatan’ kepada firman
Allah SWT yang suci dan sakral itu.
Apalagi sampai menuduh bahwa ayat Al-Quran itu mendiskriminasikan
perempuan. Sungguh sebuah tuduhan yang menyakitkan, terutama kalau yang
mengatakannya seorang muslim.
Sesungguhnya para mufassir telah memberikan penjelasan tentang
masalah ini. Yaitu bahwa Al-Quran memang seringkali memberikan
gambaran-gambaran tentang surga dan berbagai kenikmatan dengan berbagai
bentuk perumpamaan yang mudah dicerna oleh setiap orang.
Misalnya, seringkali disebutkan surga itu berbentuk kebun yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Namun tentu saja kebun dan sungai itu
tidaklah seperti yang ada di dunia ini. Kalau memang surga itu hanya
kebun dan sungai seperti yang sekarang ada, buat apa orang harus
beribadah mencari surga. Toh sekarang ini di alam dunia, kita bisa
membuat taman yang indah dengan dialiri sungai.
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman
dan mata air-mata air.
Begitu juga dengan makan dan minuman di surga. Al-Quran menceritakan
bahwa makanan penduduk surga itu di antaranya adalah daging burung.
Sedangkan minumannya adalah air, khamar, susu danmadu.
Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa
yang mereka inginkan.
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa
yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan
baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya,
sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan
sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya
segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan
orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang
mendidih sehingga memotong ususnya?
Tentu saja buah, daging burung, air, khamar, madu dan susu versi
surga itu tidak sama dengan yang ada di dunia ini. Kalau sama, buat apa
repot-repot masuk surga, toh sekarang pun bisa dinikmati.
Semua yang disampaikan di dalam Al-Quran tentang surga, hanyalah
sebuah pendekatan dari Allah SWT. Agar manusia bisa dengan mudah
mencernanya.
Sebab bila diungkapkan dengan jenis kenikmatan lainnya, di mana
orang-orang pun belum pernah merasakannya, tentu menjadi tidak menarik.
Padahal bisa jadi secara nilai atau skala kenikmatan, jauh lebih tinggi.
Anggaplah misalnya kita ingin memberi janji hadiah yang menarik buat
seorang anak usia 3 tahun. Yang paling sederhana dan mudah dicerna
adalah memberikan kembang gula atau coklat. Sebab untuk kapasitas logika
dan pemahaman anak seusia itu, yang namanya kenikmatan, kemewahan dan
kebahagiaan itu sebatas pada kembang gula dan coklat.
Kalau ditawari kenikmatan dalam bentuk lain, misalnya menjadi ketua
partai politik, yang umumnya jadi rebutan orang, atau jadi camat, bupati
atau wali kota, buat anak sekecil itu, janji-janji itu justru sama
sekali tidak menarik. Sebab anak sekecil itu justru tidak bisa memahami
bahwa jadi pak camat itu enak, atau jadi ketua parpol itu nikmat. Anak
kecil tidak bisa memahami jabatan-jabatan itu sebagai sebuah kenikmatan
yang perlu didapat dan diperjuangkan.
Dan kira-kira demikianlah, Allah SWT berfirman kepada manusia dengan
bahasa dan logika manusia, bukan dengan bahasa dan logika yang lebih
tinggi. Maka jadilah gambaran surga itu berupa kebun, sungai, makanan
danjuga bidadari.
Khusus mengenai urusan bidadari ini, jangan dipahami secara sempit,
apalagi sampai mengeluarkan tuduhan konyol yang tidak berdasar. Jangan
dikatakan bahwa surga itu hanya untuk laki-laki saja, lantaran yang
selalu disebut-sebut adalah bidadari. Tentu tidak sesederhana itu kita
membuat tuduhan.
Kalau memang yang ada hanya bidadari saja, lalu apakah anak-anak
kecil yang masuk surga pun akan disuguhi bidadari juga? Buat apa anak
kecil diberi bidadari? Bukan kenikmatan memiliki pasangan dan juga
kenikmatan seksual belum lagi menjadi prioritas anak kecil?
Dalam beberapa riwayat digambarkan bahwa bidadari itu berkulit putih.
Buat laki-laki dari peradaban tertentu seperti Afrika atau pedalaman
benua Amerika, wanita berkulit putih justru tidak cantik. Wanita dengan
warna kulit hitam atau merah justru cantik dalam pandangan mereka.
apakah surga hanya buat laki-laki dengan selera perempuan berkulit putih
saja? Tentu tidak.
Maka yang perlu kita pahami adalah bahwa Al-Quran menceritakan
keadaan surga secara global dan umum, tidak terlalu detail untuk semua
jenis penghuninya. Pasangan hidup buat para wanita yang secara bahasa
sering disebut-sebut dengan ‘bidadara’, memang tidak pernah disebutkan
secara eksplist ada di surga dalam Al-Quran. Tetapi bukan berarti tidak
ada sama sekali.
Demikianlah, seharusnya kita paham bahwa Al-Quran bukanlah sebuah
brosur detail tentang surga. Apa yang digambarkannya di dalamnya lebih
bersifat pendekatan untuk logika akal manusia, namun hakikatnya tidak
selalu demikian. Sebab Rasulullah SAW bersabda bahwa kenikmatan yang
diberikan kepada penduduk surga itu belum pernah dilihat, belum pernah
didengar dan belum pernah terbetik dalam imajinasi manusia.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalam ‘alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Sumber Benarkah Quran Mendiskriminasikan Perempuan karena Hanya
Ada Bidadari di Surga? : http://assunnah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apa yang anda pikirkan tentang posting di atas..............